Tuesday, February 14, 2012

Muhasabah diri sendiri..BILA SEDIH MELANDA

Bismillah..
Hari ini..diri ini dilanda kesedihan yang amat sangat.. beratnya masalah menimpa hanya Allah yg mampu memahaminya..Ya allah..KepadaMulah tempat aku mengadu..
Sambil menenangkan hati..sambil melayari internet.mencari kata2 motivasi...terjumpa artikel yang telah sekurang2 kurangnya membuatkan aku merasai sedikit ketenangan dan muhasabah diri..terima kasih kepada penulis..

BILA SEDIH MELANDA

"Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar. Janganlah kamu sedih oleh perkataan mereka. Sesungguhnya kekuasaan itu seluruhnya adalah kepunyaan Allah. Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Surah Yunus,64-65)

Doa dan Adab Tatkala Mengalami Kesedihan yang Mendalam

Kesedihan biasanya timbul karena beberapa faktor :

1. Kurangnya iman dan tawakkal kepada Allah
2. Usaha yang tidak atau belum berhasil
3. Kehilangan sesuatu yang amat dicintainya
4. Cita-cita yang tidak kesampaian
5. Banyaknya hutang yang sulit dibayar
6. Banyaknya tanggungan keluarga yang amat membebani dirinya
7. Terbelenggu orang lain
8. Ketinggalan dalam beramal saleh
9. Kesempatan yang telah disia-siakan
10. Merasa jauh dari Allah, dll.

Bagi orang beriman yang tawakkal, kesedihan tidak boleh berkelanjutan. Karana orang beriman yakin bahwa segala apa yang dimiliki manusia pada hakikatnya hanya titipan sementara dari Allah, yang suatu saat pasti akan dicabut kembali. Ketika kita mengalami kesedihan yang mendalam dan berkepanjangan, Nabi SAW menganjurkan untuk membaca doa-doa di bawah ini :

Jika kita merasa susah dan sedih, Nabi menganjurkan membaca doa:


لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ الْعَظِيمُ الْحَلِيمُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ

"Tiada tuhan melinkan Allah Yang Maha Besar lagi Maha penyantun. Tiada tuhan melainkan Allah Pengatur 'Arsy Besar. Tiada tuhan melainkan Allah Pengatur langit, Pengatur bumi dan Pengatur 'Arasy mulia."
(H.R. Bukhari-Muslim)


Jika kita sedang menghadapi urusan penting, Nabi menganjurkan untuk membaca


يا حي يا قيـوم برحمتك أستغيث

"Ya Allah yang Maha Hidup, Ya Allah yang Maha Mengatur. Kumohon pertolongan dengan rahmat-Mu" (H.R. Tirmidzi)


لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

"Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim."(Q.S.Al-Anbiya : 87)


اللهم إني عبدك ابن عبدك ابن أمتك ناصيتي بيدك ماض في حكمك عدل في قضاؤك أسألك بكل اسم هو لك سميت به نفسك , أو أنزلته في كتابك, أو علمته أحدا من حلقك, أو استأثرت به في علم الغيب عندك أن تجعل القرأن ربيع قلبي ونور صدري وجلاء حزني وذهب همي

"Ya Allah, aku ini adalah hamba-Mu, putera dari hamba-Mu, selanjutnya putera dari umat-Mu. Ubun-ubunku berada dalam genggaman-Mu, menerima segala putusan-Mu, dan memandang adil apa juga hukum-Mu. Aku mohon denganasma apa juga yang Engkau sebutkan terhadap diri-Mu, atau Engkau turunkan pada kitab-Mu, atau pernah Engkau ajarkan kepada salah seorang di antara makhluk-Mu, atau Engkau simpan dalam perbendaharaan ghaib dari ilmu-Mu, agar Al-quran itu Engkau jadikan kembang hatiku, cahaya dadaku, pelenyap duka dan penghilang susahku."
(H.R. Ahmad dan Ibnu Hibban)


Adab Agar terhindar dari Kesedihan
1.Meluruskan kembali keyakinan bahwa Allah-lah pengatur segala ciptaan-Nya
2. Kita yakini bahwa Allah pasti memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya
3. Kita yakini bahwa segala ujian pasti untuk meningkatkan keimanan, menghapus
dosa, meninggikan derajat, dan mendekatkan hamba-Nya ke sisi- Nya.
4. Kita yakini bahwa setiap orang sudah diqadar rezkinya, ada yang diluaskan dan
ada yang disempitkan
5. Keluasan dan kesempitan rezki di dunia bukan ukuran kemuliaan seseorang di
hadapan Allah
6. Setiap jatah rezki seseorang pasti akan diberikan oleh Allah sebelum orang itu
dicabut nyawanya, oleh karena itu tidak boleh berikhtiar dengan terlalu
memaksakan diri dan usaha yang tidak halal.

Sabda Nabi SAW :

إن روح القدوس نفث في روعي أنه لن تموت نفس حتى تستكمل رزقها و أجلها فاتقوا الله و أجملوا فى الطلب

"Sesungguhnya malaikat Jibril berbisik dalam hatiku, bahwa seseorang tidak akan mati sehingga ia menyelesaikan (jatah) rezki dan ajalnya. Karena itu bertakwalah kepada Allah dan baik-baiklah dalam berusaha mencarinya."
(H.R. Ibnu Hibban)


7. Bagi orang beriman, ketenteraman hati hanya ada pada dzikir kepada Allah.
Maka tiada yang dicari selain mendekatkan diri kepada Allah
8. Bagi orang beriman, menderita dalam ketaatan adalah sebuah kenikmatan
hidup.
9. Mendirikan solat malam, solat hajat dan solat sunnat
10.Membaca doa-doa di atas setiap saat, terutama ba'da solat fardhu, solat tahajjud dan
solat hajat, sebagaimana janji Allah melalui Rasul-Nya, Allah akan menghilangkan
kesedihan dan menyelesaikan segala urusan.
11.Jika kesedihan itu karena hutang-hutang yang susah terbayarkan, maka Nabi
mengajarkan doa berikut:


"Ya Allah, cukupilah kebutuhanku dengan yang halal dengan menghindarkan yang haram, dan jadikanlah daku berkecukupan demi kemurahan-Mu daripada selain-Mu" (H.R. Tirmidzy)


اللهم إني أعوذبك من الهم والحزن, و أعوذبك من العجز والكسل, وأعوذبك من الجبن والبخل وأعوذبك من غلبة الدين وقهر الرجال

"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa susah dan duka, dan aku berlindung kepada-Mu dari sifat lemah dan malas, dan aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan kikir, serta aku berlindung kepada-Mu dari hutang yang tak terbayar dan dari belenggu orang lain." (H.R. Abu Umamah dan Abu Sa'id)


Sebenarnya, apabila kita bersedih, masih ad penyelesaiannya. Tatkala hati resah gelisah, penawarnya masih ad. Cuma, kadang-kadang kita terlupa bahawa, Allah sentiasa bersama kita. Apabila kita merasa sedih atau kecewa, kita boleh mengadu pada Allah. Allah Maha Mengetahui ap yg kita fikirkan dan ap yang kita perlukan.

Namun, kadang-kadang kita tidak dapat ap yang kita idam-idamkan. Kenapa? Allah s.w.t menjawab di dalam Al-Quran:

"Boleh jadi kamu benci kepada sesuatu padahal ia baik bagi kamu, dan boleh jadi kamu suka kepada sesuatu padahal ia buruk bagi kamu, dan( ingatlah), Allah jualah yang mengetahui(semuanya itu,) sedang kamu tidak mengetahuinya." (Surah Al-Baqarah, 216)

Kita mungkin tidak dapat melihatnya dalam waktu terdkat namun, kita akan nampak hasilnya suati hari nanti.

Kadang-kadang kita terfikir bahawa mengapa kita diuji?

"Patutkah manusia menyangka bahawa mereka akan dibiarkan dengan hanya berkata: "Kami beriman", sedang mereka tidak diuji (dengan sesuatu cubaan)? Dan demi sesungguhnya! Kami telah menguji orang-orang yang terdahulu daripada mereka, maka (dengan ujian yang demikian), nyata apa yang diketahui Allah tentang orang-orang yang sebenar-benarnya beriman, dan nyata pula apa yang diketahuiNya tentang orang-orang yang berdusta. (Surah Al-Ankabut, 2-3)

Allah tidak akn menguji kita tanpa sebab. Allah mahu lihat sejauh mana keimanan
kita. Adakh kita akn terus dlm mghadapi pelbagai cubaan atau kita akan tersungkur di pertengahan jalan. Keputusan terletak di tangn kita. Kita tidak seharusnya berputus asa kerana sesungguhnya Allah berfirman:

"Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (Surah Al-Baqarah ayat 286)

Mungkin kita merasa ujian itu berat tapi, sedarkah kita bahawa ap yang kita hadapi ini, tidak seberat yang dihadapi oleh kekasih Allah, Nabi Muhammad s.a.w. Kita perlu mengikuti Rasulullah kerana Nabi Muhammad itu adlh ikutan terbaik.

Sering kali kita mendengar kita sendiri atau mungkin orang lain mengatakan

"Arh!! Frustnyer ak.."

"Tekan weh hidup"

"Nok gile rasa.."

namun dalam sedar tidak sedar, Allah telah memberi semangat pada kita untuk terus berjuang.

"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang2 yg paling tinggi darjatnya, jika kamu orang2 yang beriman." (Surah Al-Imran ayat 139)

Memang tidak di nafikan bahawa kita sering kali ditimpa masalah. Dan memang ad cara untuk kita menghadapinya.

Allah berfirman:

"Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu (menghadapi segala kesukaran dalam mengerjakan perkara-perkara yang berkebajikan), dan kuatkanlah kesabaran kamu lebih daripada kesabaran musuh, di medan perjuangan), dan bersedialah (dengan kekuatan pertahanan di daerah-daerah sempadan) serta bertaqwalah (be fearfull of Allah The Almighty) kamu kepada Allah supaya, kamu berjaya (mencapai kemenangan)."

"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang; dan sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk" (Surah Al-Baqarah ayat 45)

Seharusnya, kita perlu belajar daripada ap yg telah kita lalui. Kita tidak perlu merasa kecewa, sedih, gelisah dan seribu satu macam perasaan lagi kerana kita adalah orang-orang yang memiliki sumber kekuatan yang kuat.

Firman Allah s.w.t di dalam Al-Quran:

"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang2 mu'min, diri, harta mereka dengan
memberikan syurga untuk mereka…?" (Surah At-Taubah ayat 111)


Sebagai hambaNya yang hina, kita patut kembali kepadaNya. Apabila kita melakukan kesalahn, kita perlu kembali pada Allah. Kita perlu mencari Allah kerana kita amat memerlukan Allah dalam hidup kita.

"Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain dari-Nya. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal."
(Surah At-Taubah ayat 129)


Dan jangan sekali-kali kita mengatakan bahawa kita tidak tahan dengan ujian Allah. Memang kita akan merasai perasaan yang hadir dalam diri kita itu tapi, tiada yang tak dapat kita terus mengalah. Sesungguhnya Allah s.w.t berfirman lagi:

"…dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada yang berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir." (Surah Yusuf ayat 12)

Jadi, kita perlu kuat menghadapi ujian hidup. Sebagai makhluk Allah, makhluk ciptaan Yang Maha Esa, kita tidak perlu merasa bimbang. Allah sentiasa menyayangi hamba-hambaNya yang beriman. Kita hanya perlu teruskan perjuangan tanpa menghirau dugaan-dugaan yang melanda. Kita akan jadi manusia yang tabah dan sabar. Kita akan dapat menghadapinya dengan baik jika kita mahu.





Wallahu'alam...

Monday, February 6, 2012

Mari berkenalan dengan ilmu tafsir

PENGENALAN &PERKEMBANGAN ILMU TAFSIR
Dari sudut bahasa, tafsir bermaksud menerangkan. Menurut Lisan al-Arab ia juga memberikan makna menghuraikan kekusutan dan menghuraikan apa yang dikehendaki oleh lafaz yang musykil (keliru)  sebagaimana firman Allah:
Ÿwur y7tRqè?ù'tƒ @@sVyJÎ/ žwÎ) y7»oY÷¥Å_ Èd,ysø9$$Î/ z`|¡ômr&ur #·ŽÅ¡øÿs? ÇÌÌÈ                                                
(al-Quran,al-Furqan 25:33)
Maksudnya: Dan mereka tidak membawa kepadamu sesuatu kata-kata yang ganjil (untuk menentangmu) melainkan Kami bawakan kepadamu kebenaran dan penjelasan yang sebaik-baiknya (untuk menangkis Segala yang mereka katakan itu).
Pemahaman tafsir dari sudut istilah ahli tafsir pula ialah suatu ilmu bagi memahami kitab Allah SWT yang diturun ke atas Muhammad SAW dan menerangkan maknanya. Manakala menurut al-Zarqani ilmu tafsir bermaksud ilmu yang membahaskan keadaan al-Quran al-Karim dari segi dilalah (petunjuk) mengikut  kehendak Allah dengan kadar kemampuan pemikiran manusia.
Dr. Salah Abd al-Fattah al-Khalidi dalam kitabnya  Tacrif al-Darisin bi Manahij al-Mufassirin telah membahagikan harakah al-Tafsir bermula semenjak zaman sahabat sehingga kini kepada empat marhalah iaitu:
1.        Marhalah al-Ta’sis
Iaitu tahap permualaan ilmu tafsir di zaman Rasuullah hinggalah zaman atba’ al-Tabicin. Pada tahap ini manhaj tafsir menjurus  kepada dua aliran iaitu:

a.      Tafsir bi al-Macthur- berpegang kepada kata-kata yang macthur yang terdiri daripada hadis Rasulullah, pendapat para Sahabah dan Tabicin.
b.      Tafsir al-Lughawi al-Bayani- Menerangkan makna kalimah al-Quran berdasarkan lughah iaitu darisegi isytiqaq dan tasrif al-afcal dan menggunakan bait-bait syair sebagai dalil dan penguat.
2.       Marhalah al-Tacsil

Marhalah ini bermula pada akhir kurun ke-3 Hijrah oleh Imam al-Tabari di mana beliau telah menggabungkan kedua aliran iaitu Tafsir bi al-Macthur dan Tafsir al-Lughawi al-Bayani dan ditambah dengan istinbat hukum serta tarjih terhadap pendapat yang menjadi pilihan beliau. Beliau juga telah mencipta manhaj yang tersendiri dalam tafsir beliau yang menafsirkan al-Quran secara keseluruhannya (mencakupi perbahasan dalam pelbagai bidang)  berdasarkan  turutan surah-surah, ayat-ayat dan jumlah-jumlah yang dinamakan sebagai Manhaj al-Jamic sesuai dengan nama kitab tafsir beliau iaitu Jamic al-Bayan can Tacwil Ayi al-Qur’an. Dimaksudkan dengan al-Manhaj al-Jamic ialah beliau menggabungkan tiga method penafsiran iaitu tafsir al-Quran dengan lughah, al-macthur (hadi s Rasulullah, kata-kata sahabat, tabicin dan atbac  tabicin) dan mengutamakan istinbat dan ijtihadnya sendiri.

3.       Marhalah al-Tafric

Selepas zaman al-Tabari (kurun ke 4 Hijrah) aliran penafsiran al-Quran berubah daripada Manhaj al-Jamic (perbahasan merangkumi semua bidang) kepada Manhaj al-Ghalib(perbahasan menjurus kepada kemahiran dalam bidang masing-masing). Oleh itu setiap Mufassirin akan menafsirkan al-Quran dengan memberatkan perbahasannya  mengikut kemahiran masing-masing seperti:
i.                    Bidang Nahu Arab oleh al-Zajjaj, al-Wahidi dalam kitabnya al-Basit, dan Abi Hayyan dalam kitabnya al-Bahr al-Muhit
ii.                  Bidang Falsafah oleh Fakh al-Razi dalam kitabnya Mafatih al-Ghayb
iii.                Bidang Fiqh oleh al-Jassas dan al-Qurtubi
iv.                Sejarah oleh al-Thaclabi dan al-Khazin
v.                  Fahaman Muctazilah oleh al-Rummani, al-Jubaci, al-Qadi Abd al-Jabbar dan al-Zamakhsyari
vi.                Tasawuf oleh Ibn al-cArabi dan Abu Abd al-Rahman al-Sulami
Aliran tafsir ini berterusan sehinggalah ke 14 Hijrah dan kitab-kitab tersebut boleh didapati serta dicetak oleh pelbagai cetakan sebagaimana yang terdapat sekarang.
4.      Marhalah al-Tajdid

Selepas kurun ke 14 Hijrah ilmu tafsir mula berkembang sesuai dengan keperluan zaman dan ilmu semasa. Justeru beberapa pembaharuan terhadap manhaj, method serta perbahasan ilmu dan kebudayaan yang moden telah berlaku terhadap penafsiran al-Quran. Hal ini berlaku bagi menyelesaikan permasalahan semasa yang melanda ummah berpandukan petunjuk al-Quran yang masih menepati asas-asas dan manhaj yang ditetapkan dalam ilmu tafsir dan tidak terkeluar dari maksud sebenar kalamullah.
        Penulisan tafsir pada tahap ini dicetuskan oleh Shaykh Muhammad Abduh yang telah memulakan satu dimensi baru dalam memahami al-Quran dan membebaskan kebekuan bertaklid yang diwarisi dari kurun-kurun sebelumnya. Method ini kemudiannya diwarisi oleh murid-muridnya termasuklah al-Syahid Hassan al-Banna yang menekankan gerakan dakwah Islam melalui platfom Ikhwan  Muslimin.
        Antara tafsir mucasarah yang mashyur ialah:
i.                    Mahasin al-Tacwil oleh Jamal al-Din al-Qasimi
ii.                  Tafsir al-Manar oleh Muhammad Rashid Reda
iii.                Fi  Zilal al-Qurcan oleh Sayyid Qutb
iv.                Al-Asas fi al-Tafsir oleh Said Hawa
v.                  Al-Tafsir al-Mawduici li al-Qur’an al-Karim oleh Muhammad al-Ghazali
vi.                Tafhim al-Qurcan Abu al-Acla al-Mawdudi
vii.              Tafsir al-Munir oleh Dr. Wahbah al-Zuhayli